Beda Wanita Muda Dengan Wanita Tua
Sang ibu yang sudah bertubuh agak gemuk, dengan langkah
tertatih-tatih dibantu berjalan oleh kedua anaknya, yang satu gadis
manis berwajah lembut, dan yang satu lagi seorang pria berusia sekitar
25 tahun.
Dalam hati, Anis membatin, “ibu yang berbahagia, memiliki anak-anak
yang mencintai dirinya.” Dan Anis menoleh sekali lagi kedalam lift, dan
subhanallah, ibu tersebut mengenakan cadar, sementara anak gadisnya
dengan wajah yang sangat menawan, alis mata yang disapu tajam naik
keatas, dan bulu mata yang lentik menawan memandang kearah luar dengan
wajah yang bila di foto, maka nilainya delapan, masya Allah.
Kok aneh ya, ibu yang sudah tua malah pakai cadar, dan yang anak
gadis muda malah buka cadar. Bukan hanya buka cadar, baju yang
digunakannyapun walau tidak terbuka seperti yang selama ini banyak
dilihat Anis di mal-mal dan pusat pertokoan, namun menggambarkan
keindahan dan kemudaan sang gadis. Anis berjalan dan tidak memikirkannya
lagi.
Sampai suatu hari, Anis mengikuti pengajian yang diselenggarakan di
sebuah masjid daerah Pondok Gede, betapa banyak sekali wanita yang
mengikuti pengajian ditempat ini. Dan diantara ibu-ibu yang rutin
mengikuti pengajian, Anis mengenali seorang ibu yang rajin dan sibuk
menjadi ketua panitia pengajian dan sang ibupun, sangat aktif mengajak
ibu-ibu yang lain untuk segera berwudhu dan merapatkan shaf; “agar setan
tidak ikut sholat ibu-ibu, mari rapatkan shaf-nya, ujung kaki bertemu
ujung kaki, bahu bersentuhan dengan bahu, ayo jangan malas, ibu-ibu yang
dicintai Allah, ikuti sunnah Rasul.”
Demikian ibu yang Anis kenali sebagai ketua pengajian di masjid itu
sangat menggebu dalam memotivasi para ibu untuk melakukan sholat dan
beribadah dengan cara yang mengikuti sunnah Rasul. Hatipun menjadi
senang, dan Anis merasa ingin lebih lama lagi ada dalam lingkungan yang
islami ini, subhanallah.
Pagi yang cerah, Anis ingat ingin membeli kancing baju ditanah abang,
setelah semua pekerjaan rumah selesai, dan setelah menitipkan anak-anak
pada adik iparnya yang kebetulan main kerumah, Anis melenggang pergi ke
tanah abang. Waktu pulang pergi dan belanja hanya satu setengah jam,
karena adik ipar Anis ingin berangkat sekolah, jadi Anis hanya membeli
apa yang diperlukan dengan secepat kilat, dan upps… hampir saja Anis
terjatuh, kalau tidak ditolong seorang anak remaja lelaki dengan memakai
celana pendek dan baju kaus hitam yang dengan sigap membantu Anis
memunguti semua barang belanjaan Anis.
Dengan tergopoh ucapkan terimakasih maka Anis mencoba untuk bangkit,
namun sungguh kakinya jadi sakit, Karena tak sengaja jatuhnya membuat
Anis mengalami keseleo yang cukup lumayan, dan masya Allah. Pertolongan
dari seorang ibu yang kemudian Anis kenali sebagai ibu ketua pengajian
di masjid daerah Pondok Gede itu, membuat Anis mendoakan sang ibu
berkali-kali, dan mengucapkan terimakasih, karena ternyata sang ibu,
juga punya toko busana muslim di tanah abang, dan Anis dipersilakan
untuk duduk sebentar dalam toko ibu tersebut.
Tak lama Anis merasa nyaman, dan Anis pun bangun, dan betapa
terkejutnya Anis melihat dua orang gadis yang cantik dan muda usianya
membantu di toko tersebut yang kemudian diperkenalkan oleh sang ibu
sebagai anak remajanya, dan sang gadis mengenakan busana sangat ketat
dan terbuka, kontras sekali dengan penampilan ibunya yang mengenakan
busana sangat islami, selain pemandangan yang kontras tersebut ada di
toko busana muslimah.
Setelah berbasa basi sejenak, Anispun memohon diri pulang, dalam hati
membatin, subhanallah, mengapa sang ibu tidak menyuruh anaknya
mengenakan busana muslim, toh mereka bersentuhan, memegang dan melihat
busana muslimah setiap hari. Mengapa wanita tua lebih baik agamanya dan
cenderung menutupi dirinya sementara yang muda malah membuka diri dan
pakaiannya, justru bukankah fitnah pada wanita muda lebih besar daripada
fitnah dari wanita tua.
Anispun menggeleng kuat-kuat tidak mau bergibah walau dengan hatinya
sendiri, Namun sekali lagi Anis berfikir, dua orang ibu, yang
menggunakan cadar dan berpakaian muslimah, rata rata memiliki anak anak
gadis yang sangat cantik dan elok rupawan, namun membiarkan anak
gadisnya membuka dirinya, sedangkan sang ibu asyik beribadah dan
berdakwah serta melaksanakan perintah agama, namun sangat lalai untuk
ingatkan anaknya. Apakah ibu-ibu itu tidak ingin bersama anak gadisnya
di surga?
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang di perintahkan.” (QS. At-Tahriim [66] : 6 )
Ayat ini mungkin bukan hanya untuk para ayah saja, namun juga bagi
para ibu, ajaklah anak-anak gadis Anda menggunakan pakaian muslimah
seperti anda, bila Anda gemar menutup aurat bahkan menggunakan cadar
sekali, mengapa Anda biarkan anak gadis Anda terbuka pada siapa saja,
sayangkah Anda padanya? Bila ya, selamatkanlah mereka dari api neraka,
Anda ibunya, ditangan Andalah Surganya…