Konsep Motivasi dalam Psikologi
MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan.
Pada tahun 1943, pakar psikologi motivasi Abraham Maslow
memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang sekarang menjadi
terkenal.
Maslow menyatakan bahwa psikologi motivasi adalah sebuah
fungsi dari lima
kebutuhan dasar, yaitu :
- psikologi. Kebutuhan dasar yang utama. Antara lain kebutuhan akan makan, minum, udara untuk bertahan hidup.
- keamanan: antara lian keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
- Cinta. Keinginan untuk dicintai dan mencintai. Mengandung kebutuhan akan kasih saying dan rasa memiliki.
- Penghargaan. Kebutuhan akan reputasi, kebanggaan , dan pengakuan dari orang lain. Juga mengandung kebutuhan akan kepercayaan diri dan kekuatan.
- Aktualisasi diri. Keinginan untuk menjadi apa yang ingin ia jadi. Untuk menjadi terbaik adalah kesanggupan dari menjadi apa.
Pakar psikologi motivasi yang lain adalah Clayton Aldelfer
mengembangkan sebuah teori alternative dari kebutuhan manusia pada akhir
1960-an.
Teori ini membedakan kebutuhan yang telah dikembangkan oleh
Maslow menjadi tiga level dari yang terendah sampai tertinggi yaitu
kebutuhan-kebutuhan eksistensi (Existence
Needs) yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan,
kebutuhan-kebutuhan hubungan (Relatedness
Needs) yang berfokus bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
sosialnya, kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan (Growth
Needs) yang meliputi kebutuhan akan tumbuh sebagai manusia pada umumnya dan
menggunakan kemampuannya untuk mencapai potensi yang penuh.
Meskipun teori psikologi motivasi ERG mengansumsikan bahwa
perilaku yang termotivasi mengikuti suatu hierarki yang agak serupa dengan
hierarki yang dikemukakan oleh Maslow, terdapat perbedaan penting.
Pertama, teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu level
kebutuhan biasa menggerakkan motivasi pada saat yang bersamaan. Kedua, teori
ERG memiliki apa yang dinamakan komponen frustasi-regresi (frustration-regretion-aspect). Jadi, jika kebutuhan-kebutuhan
tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjai frustasi, mundur ke level yg
lebih rendah.
David McClelland, seorang pakar psikologi motivasi yang
terkenal telah mempelajari hubungan antara kebutuhan dengan prilaku sejak tahun
1940-an. Ia membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu prestasi (achievement), kekuasaan (power), dan afilasi (afifilation).
Penjelannya adalah sebagai berikut :
Ø The Need for Achievement : Menyatakan
bahwa motivasi dan kemampuan sangat mendorong untuk memperkuat lebih keras lagi
mencapai prestasi (sukses) atau keinginan menyelesaikan suatu kesulitan.
Ø The Need for Afifiliation : Keinginan
untuk menghabiskan waktu dalam aktivitas serta hubungan sosial.
Ø The Need of Power : Merefleksikan
keinginan individu untuk mempengaruhi, melatih, mengajar, atau mendorong
seseorang untuk sukses.
Terence Mitchell, seorang peneliti terkenal mengenai
perilaku organisasi, memperkenalkan model konseptual yang menjelaskan bagaimana
psikologi motivasi mempengaruhi perilaku dan kemampuan bekerja. Ia menerangkan
bahwa individual inputs dan job context merupakan dua kategori kunci
dari factor yang mempengaruhi motivasi.
Kedua kategori ini saling mempengaruhi satu sama lain yang
juga mempengaruhi motivational process yang
nantinya akan membentuk motivated
behaviors.
Ia juga menjelaskan bahwa motivated behaviors secara langsung dipengaruhi oleh individuals ability dan job knowledge(skils). Motivasi, dan
suatu kombinasi yang membatasi job context factors. Performance seseorang, pada
akhirnya akan dipengaruhi oleh motivated
behaviors.
TEORI-TEORI BESERTA TOKOH-TOKOHNYA
- Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi Maslow intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
- Fisiologis
- Keamanan, Keselamatan dan Perlindungan
- Sosial, Kasih Sayang, rasa mamiliki
- Penghargaan, Rasa dihormati internal seperti harga diri, Prestasi
- Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Menurut maslow, jika seorang
pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada
anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia ats tingkat itu.
- Teori motivasi X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh
Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda
mangenai manusia, pada dasarnya satu negatif (teori X) yang mengandaikan bahwa
kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y)
bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
- Teori Motivasi Higiene
Dikemukakan oleh psikolog
Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua
faktor tentang motivasi.
Dua factor itu dinamakan factor
yang membuat orang merasa tidak puas atau factor-faktor motivator iklim baik
atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.
Factor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi :
·
Prestasi (Achievement)
·
Pengakuan (Recognition)
·
Tanggung Jawab (Responsibility)
·
Kemajuan (Advancement)
·
Pekerjaan itu Sendiri ( the Work It Self)
·
Kemungkinan berkembang (the Possibility of
Growth)
- Teori Motivasi Kebutuhan McClelland
Teori ini memfokuskan pada tiga
kebutuhan, yaitu :
- Prestasi (Achievement)
- Kekuasaan (Power)
- Pertalian (Afiliasi)
- Teori Motivasi Harapan Victor Vroom
Teori ini berargumen bahwa
kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu
bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti
oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu
tersebut.
I. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berjalan sangat cepat yang mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia.
Dalam rangka mengimbangi perkembangan IPTEK tersebut pemerintah telah
menetapkan suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi setiap
warganya.
Pencapaian kualitas pendidikan
merupakan langkah yang harus dilakukan dengan usaha peningkatan kemampuan
professional yang dimiliki oleh guru. Utamanya guru pendidikan agama Islam.
Pendidikan memiliki peranan yang
penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, manusia merupakan
kekuatan sentral dalam pembangunan, sehingga mutu dan sistem pendidikan akan
dapat ditentukan keberhasilannya melalui peningkatan motivasi belajar siswa.
Dalam makalah ini, penulis akan
memaparkan tentang konsep motivasi dalam belajar. Namun “there is not perfect
in this world”. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman peserta diskusi dan juga
utamanya dari dosen pembimbing dalam membenahi kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Motivasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar
motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi disini
merupakan syarat mutlak didalam belajar. Oleh karena itu seorang guru disini
diharapkan bisa memberi motivasi belajar kepada siswa.
Motivasi belajar terdiri dari dua
kata “motivasi” dan “belajar” kedua tersebut mempunyai pengertian berbeda akan
tetapi didalam pembahasan kali ini dua kata tersebut akan membentuk suatu
pengertian, biar lebih jelasnya penulis akan menguraikan dibawah ini.
Menurut Oemar Hamalik dalam
bukunya “psikologi belajar dan mengajar” menyatakan motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari devinisi ini dapat diartikan bahwa
motivasi adalah sebab-sebab yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan suatu aktivitas atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun pengertian motivasi
menurut para pakar pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menurut James O. Whittaker
menyatakanan motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan
atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang
ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
2. Menurut Mc Donal, “Motivation
is a nergy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reaction”. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan.
3. Menurut Ghuthrie motivasi
hanya menimbulkan variasi respons pada individu, dan bila dihubungkan dengan
hasil belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar.
4. Menurut Wood Worth dan Marques
motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi
disekitarnya.
Berdasarkan pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa pada intinya sama yakni sebagai pendorong yang mengubah
energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi disini berasal dari dalam diri sendiri, dan
juga motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar individu tersebut.
Setelah memaparkan pengertian
motivasi maka dipaparkan pengertian belajar. Belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Tingkah laku dapat bersifat
jasmaniah (kelihatan) dapat juga bersifat intelektual atau merupakan suatu
sikap sehingga tidak mudah dilihat Dalam kamus umum bahasa indonesia belajar
adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian.
Pengertian tersebut, perubahan
itu pada dasarnya merupakan pengetahuan dan percakapan baru, perubahan ini
terjadi karena adanya usaha. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat: 11
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubahnya sendiri”.
Frase Qurani Amrullah yang
disebutkan dalam ayat ini tidak berarti hukuman dari Allah. Sebab tidak ada
artinya mengatakan bahwa para malaikat melindungi manusia dari hukuman Allah.
Kata ini menyatakan bahwa para malaikat melindungi manusia dari berbagai mara
bahaya dan bencana alam, karena alam telah diciptakan Allah dan apapun yang
terjadi di dalamnya terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.
Terdapat dua sisi dalam perintah
Allah: hal-hal yang pasti akan terjadi dan yang belum pasti. Para
malaikat hanya menyelamatkan manusia dan kecelakaan-kecelakaan yang belum pasti
terjadinya. Nasib individu dan bangsa selamanya berada di tangan mereka
sendiri. Dalam ayat ini menambahkan bahwa di samping itu Allah juga adalah
pelindung dan pengawal hamba-hamba-Nya. Akan tetapi untuk menjaga agar manusia
tidak salah faham dan mengira bahwa perlindungan malaikat tersebut adalah tanpa
syarat dan bahwa seseorang bisa saja melemparkan dirinya ke dalam sumur. Maka
Al-Qur’an menambahkan: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keaaan mereka sendiri.
Adapun pengertian belajar menurut
para pakar pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menurut Chaplin tentang
definisi belajar ada dua: yang pertama, belajar adalah perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Rumusan keduanya, belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai
akibat adanya latihan khusus.
2. Menurut Hintzman belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan,
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut.
3. Menurut Skinner berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang
berlangsung secara progresif.
Berdasarkan ketiga definisi yang
diutarakan tersebut secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Pengertian motivasi dan belajar
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan suatu
dorongan atau kekuatan bathin siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar ini tumbuh
dalam diri sendiri, sedangkan motivasi belajar dapat dirangsang oleh
faktor-faktor dari luar.
B. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi sangat berperan dalam
belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan
dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat
diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan
jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh
sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:
1. Pendorong orang untuk berbuat
dalam mencapai tujuan, maksudnya motif itu berfungsi sebagai penggerak atau
sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk
melakukan tugas.
2. Penentu arah perbuatan yakni
ke arah tujuan yang hendak dicapai, maksudnya motivasi mencegah penyelewengan
dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu, makin jelas tujuan
itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3. Penseleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan dengan serasi guna
mencapai tujuan, sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa
selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi
motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi
sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil
perbuatan.
Sejalan dengan arti dan fungsi
motivasi, dalam Agama Islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama
yaitu “Niat”, sebagaimana dalam hadits Rosulullsh SAW;
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
: اِنَّمَا الاَ عْمَالُ بِالنِّيَاةِ وإنما لكل امرئ مانوى (راواه بخرى المسلم)
Artinya: “Sesungguhnya setiap
amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu
(balasan perbuatan) sesuai dengan niatnya”.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa niat itu sama dengan motivasi. Niat dan motivasi disini akan mendorong
seseorang untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh
(tekun). Dan selanjutnya niat atau motivasi disini akan mengarahkan pada tujuan
yang ingin dicapai.
Uraian tersebut dapat diketahui
bahwa motivasi itu berfungsi untuk menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan belajar siswa. Sehingga
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
C. Macam-macam Motivasi
Belajar
Motivasi belajar murid dapat
dibedakan menjadi dua bentuk yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
· Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Menurut Alisuf Sabri dalam bukunya “Psikologi Pendidikan
Berdasarkan Kurikulum Nasional” menyatakan motivasi intrinsik adalah motivasi
yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya
dengan tujuan belajar.
Definisi tersebut menunjukkan
bahwa motivasi intrinsik tersebut timbul karena dalam diri seseorang telah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya keinginan untuk mengetahui,
keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, keinginan untuk memperoleh
pengetahuan dan lain-lain. Dalam hal ini pujian, hadiah, hukuman dan sejenisnya
tidak diperlukan oleh siswa karena siswa belajar bukan untuk mendapatkan pujian
atau hadiah dan bukan juga karena takut dihukum.
· Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang datangnya dari luar
diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar,
seperti belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh
nilai tinggi yang semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar
yang dilaksanakan.
Menurut Syaiful Bakhri Djamarah,
mengatakan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
Definisi tersebut menunjukkan
bahwa motivasi ekstrinsik itu adalah merupakan motivasi yang timbul karena
adanya dorongan dari luar individu yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar, jadi seorang siswi akan belajar jika ada dorongan dari luar
seperti ingin mendapatkan nilai yang baik, hadiah dan lain-lain dan bukan
karena semata-mata ingin mengetahui sesuatu.
Baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, kedua-duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar. Namun
tentunya agar aktivitas dalam belajarnya memberikan kepuasan atau ganjaran
diakhir kegiatan belajarnya maka sebaiknya motivasi yang mendorong siswa untuk
belajar adalah motivasi intrinsik.
Kekurangan atau ketiadaan
motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang
bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi
pelajaran baik di sekolah maupun dirumah.
Dalam perspektif kognitif,
motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih
langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang
tua dan guru.