BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan siswa secara Optimal, dengan
kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang
dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai
individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari
masalah.
Menyadari hal
di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan
tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi
pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga
mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang
peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan
lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiam
Bimbingan dan Konseling
Beberapa
pengertian bimbingan diantaranya:
- Jones: guidance
is the help given by one person to another in making choice and justment and in
solving problems. Pengertian ini mengandung maksud bahwa pembimbing hanya
bertugas membantu agar individu mampu membantu dirinya sendiri dan keputusan
terakhir tergantung pada individu yang bersangkutan.
- Rochman
Natawidjaja: bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan. Supaya individu dapat memahami dirinya dan
dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.
- Bimo Walgito:
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam
kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya.
Dari definisi
di atas disimpulkan bahwa bimbingan merupakan (a) proses yang
berkesinambungan, (b) proses membantu individu, (c) bertujuan agar individu
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya
dan (d) tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Istilah
konseling sering diartikan sebagai penyuluhan, walaupun sebenarnya kurang
tepat. Untuk menekankan kekhususannya digunakan istilah bimbingan dan
konseling. Kegiatan-kegiatan konseling mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Pada umumnya
dilaksanakan secara individual
2. Pada umumnya dilaksanakan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3. Dibutuhkan orang yang ahli
4. Tujuan diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5. Klien pada akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri.
B. Peran
Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan di Sekolah
Tujuan
pendidikan yaitu membentuk manusia yang seutuhnya. Bimbingan dan konseling
secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan
memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan
dirinya secara penuh.
Kehadiran
koselor sekolah membantu guru dalam memperluas pandangan guru tentang masalah
afektif yang erta kaitannya dengan profesi guru, seperti keadaan emosional yang
mempengaruhi proses belajar-mengajar, mengembangkan sikap positif dan menangani
masalah yang ditemui guru dalam pelaksanaan tugasnya.
Konselor dan
guru merupakan suatu tim yang saling menunjang demi terciptanya pembelajaran
yang efektif. Kegiatan bimbingan dan konseling dengan demikian tidak bisa
dilepaskan dari kegiatan sekolah.
C. Tujuan
Bimbingan di Sekolah
Tujuan
bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam :
1) mengatasi kesulitan belajar,
2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial,
3) mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani,
4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi,
5) kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan
6) mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
1) mengatasi kesulitan belajar,
2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial,
3) mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani,
4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi,
5) kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan
6) mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
Dalam bahasa lain Downing mengemukakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologis, merealisasikan keinginan serta mengembangkan kemampuan dan potensinya.
D. Peranan
Bimbingan dan Konseling dalam Pembelejaran
Salah satu
problem yang dihadapi siswa di sekolah adalah kesulitan belajar. Ciri yang
tampak seperti nilai jelek, hasil tidak sesuai dengan usaha, sikap yang kurang
baik; menentang, berdusta dan tingkah laku lain seperti membolos.
Siswa kadang
tidak mengetahui bahwa ia bermasalah. Dalam keadaan seperti ini hal yang
diperlukan siswa yaitu 1) bimbingan belajar. 2) bimbingan sosial dan 3)
bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi.
1. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar bertujuan mengatasi masalah kegiatan belajar di dalam atau
luar sekolah; meliputi bimbingan cara belajar (kelompok atau individual),
merencanakan waktu dan kegiatan belajar, kesulitan dalam mata pelajaran
tertentu, dan hal yang berkaitan dengan cara, proses, prosedur dalam belajar.
2. Bimbingan sosial
Tujuan bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut Abu Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok
belajar dan bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan
membantu dalam menyelesaikan masalah tertentu.
3. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi
Beberapa masalah pribadi menimbulkan konflik, misalnya antara intelektual dan
emosi, bakat dan aspirasi lingkungan, antar kehendak, antar situasi. Menurut Downing,
layanan bimbingan pribadi bermanfaat terutama dalam membantu menciptakan
hubungan sosial yang menyenangkan, menstimulasi siswa meningkatkan partisipasi,
mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, meninggalkan motivasi
belajar dan menstimulasi tumbuhnya minat bakatnya.
E. Landasan
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan di
sekolah mengikuti prinsip atau landasan yang akan menentukan pendekatan dalam
membantu klien, yaitu:
- Memperhatikan
perkembangan siswa sebagi individu mandiri yang berpotensi
- Bimbingan berkisar pada dunia subjektif individu
- Bimbingan dilaksanakan atas kesepakatan dua pihak
- Bimbingan berlandaskan pengakuan atas hak asasi
- Bimbingan bersifat ilmiah dengan mengintegrasikan ilmu-ilmu psikologis
- Pelayan untuk semua siswa, tidak hanya yang bermalah saja
- Bimbingan merupakan proses, terus menerus, berkesinambungan dan mengikuti
tahapan perkembangan anak.
F.
Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Prinsip ini
mengatur landasan teoritis pelaksanaan layanan bimbingan konseling. Terdapat
empat prinsip yaitu prinsip umum, prinsip yang berhubungan dengan individu yang
dibimbing. Individu pembimbing dan prinsip yang berkaitan dengan organisasi dan
administrasi bimbingan.
Prinsip umum
antara lain mengatur tentang pengkajian masa lalu sebagai pembentuk aspek
kepribadian, pemahaman atas perbedaan karakter tiap individu, bantuan diberikan
agar individu mampu mandiri, bimbingan harus disesuaikan dengan program
pendidikan, bimbingan dipimpin orang yang profesional dan terhadap program
bimbingan harus selalu diadakan penilaian antara pelaksanaan dan rencana yang
dirumuskan.
Prinsip yang
berkaitan dengan individu yang dibimbing: bimbingan haruslah ditujukan pada
seluruh siswa, ada kriteria prioritas layanan. Bimbingan harus berpusat pada
siswa, haruslah dapat memenuhi kebutuhan tiap individu yang beragam. Keputusan
terakhir haruslah pada klien dan klien berangsung-angsur harus mampu untuk
mandiri.
Prinsip bagi
pembimbing meliputi kualifikasi yang memadai, kesempatan mengembangkan diri
lewat berbagai pelatihan. Pembimbing perlu memanfaatkan semua sumber, berbagai
metode dan teknik bimbingan bagi efektivitas pemberian bantuan pada siswa.
Konselor harus menjaga asas kerahasiaan klien.
Prinsip dalam
organisasi dan administrasi bimbingan meliputi prinsip kesinambungan, ada kartu
pribadi bagi setiap siswa, bimbingan harus disesuikan dengan kebutuhan sekolah.
Ada pembagian waktu yang baik, berbagai metode bimbingan baik individual dan
kelompok. Sekolah perlu bekerja sama dengan lembaga lain diluar sekolah dan
kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelakasanaan bimbingan.
G. Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas adalah
segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut
Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
1. Asas
kerahasiaan
Asas ini merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada
orang yang dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Asas
keterbukaan
Asas ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana
keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang
berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.
3. Asas
kesukarelaan
Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap
sukarela dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela
dari konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi
atas permasalahannya.
4. Asas
kekinian
Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini
dirasakan dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan
dalam pertemuan konseling.
5. Asas
kegiatan
Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang
diberikan. Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang
disarankan dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.
6. Asas
kedinamisan
Dinamis merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien.
Konselor hrus memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap
individu demi perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
7. Asas
keterpaduan
Dalam pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien
yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini
berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses
layanan.
8. Asas
kenormatifan
Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak
terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses
dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
9. Asas
keahlian
Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang
profesional yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan
konseling.
10. Asas alih
tangan
Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila
permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan
kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
11. Asas tut wuri
handayani
Makna layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan
saat tertentu melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa
yang akan datang.
H. Orientasi
Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan
bimbingan dan konseling berorientasi pada perkembangan individu. Berdasarkan
atas hal tersebut, layanan bimbingan konseling disekolah akan menekankan pada :
1) orientasi individual,
2) orientasi perkembangan siswa dan
3) orientasi permasalahan yang dihadapi.
1) orientasi individual,
2) orientasi perkembangan siswa dan
3) orientasi permasalahan yang dihadapi.
1. Orientasi individual
Tiap individu berbeda, didasarkan atas latar belakang pengalaman dan sifat
kepribadian yang dimiliki. Hal ini harus menjadi perhatian yang besar dalam
memberikan konseling karena perbedaan dasar ini akan mempengaruhi cara
konseling dan cara menganalisis masalah.
2. Orientasi
perkembangan siswa
Tiap individu dalam tahapan usia tertentu memiliki tugas perkembangan.
Pencapaian tugas perkembangan merupakan tolak ukur dalam mendeteksi
permasalahan klien. Bertolak dari hal ini konselor dapat mendiagnosis sumber
timbulnya permasalahan klien agar pemecahan masalah berlangsung dengan efektif
dan efisien.
3. Orientasi
permasalahan yang dihadapi
Proses konseling harus berfokus pada permasalahan yang saat ini dihadapi klien.
Hal ini berkaitan dengan asas kekinian. Konselor harus arif dan bijaksana
menanggapi klien dan mengarahkan situasi pada arah sasaran yang dituju untuk
memecahkan masalah klien.
I. Peranan Guru
dalam Bimbingan dan Konseling
1. Perkembangan
pendidikan
Perkembangan pendidikan akan selalu terkait dengan perkembangan lingkungna
secara umum. Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah perubahan dalam
berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi
belajar-mengajar, alat bantu mengajar dan sebagainya. Perkembangannya ini akan
mempengaruhi kehidupan siswa baik dalam bidang akademik. Sosial maupun pribadi.
Dengan demikian siswa diharapkan mampu melakukan penyesuaian diri untuk
mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya.
Proses
penyesuaian diri para siswa memerlukan bantuan yang sistematis melalui
pelayanan bimbingan dan konseling bagi para siswa. Yang pada hakikatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
2. Peranan guru
Tugas dan tanggung jawab pendidik yang paling utama ialah mendidik siswa untuk
mencapai kedewasaan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik guru perlu
memahami segala aspek pribadi anak didik. Guru hendaknya mengenal dan memahami
tingkat perkembangna anak didik, hal yang terkait dengan motovasi, kecakapan,
kesehatan mental dan sebagainya.
Tiga hal pokok
yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dari segi pendidikan.
Pertama, dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian. Proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang
lebih luas dari sekedar pengajaran, yaitu pendekatan senantiasa berkembang
secara dinamis, dengan demikian siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan
dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga, guru tudak hanya
sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Guru seyogyanya dapat menggunakan
pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya melalui layanan bimbingan.
Salah satu
tugas guru yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu guru perlu mengenai dan
memahami dirinya sendiri. Guru harus punya informasi yang cukup untuk dirinya
sehubungan dengan peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya,
kesehatan mentalnya dan tingkat kecakapan mental yang harus dimilikinya.
Dilihat dari
segi dirinya, seorang guru harus berperan sebagai:
a. Petugas
sosial
Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, guru senantiasa merupakan petugas yang
dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
b. Pelajar dan
ilmuan
Guru harus senantiasa belajar untuk mengikuti pengetahuan dan menjadi spesialis
sesuai dengan bidang yang dikuasainya.
c. Orang tua
Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga. Dalam arti luas sekolah
merupakan keluarga dan guru sebagai orang tua bagi siswa-siswanya.
d. Pemberi
keteladanan
Guru senantiasa menjadi teladan bagi siswa dan menjadi ukuran bagi norma
tingkah laku.
e. Pemberi
keamanan
Guru senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswanya, menjadi tempat berlindung
bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
Ditinjau dari
aspek psikologi, guru dapat dipandang sebagai:
Guru sebagai petugas psikologi pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar
prinsip-prinsip psikologi.
b. Seniman
Guru diharap mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu dengan
menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c. Pembentuk
kelompok
Guru berperan sebagai pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam
pendidikan.
d. Catalytic
agent
Guru sebagai orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan.
e. Petugas
kesehatan mental
Guru bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya bagi
siswanya.
J. Guru Sebagai
Direktur Belajar
Proses belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian
mengajar. Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya suatu kesatuan
aktivitas yang tak terpisahkan dan interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal
ini akan terjadi proses perubahan tingkah laku.
Dalam
peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya senantiasa berusaha untuk
menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi anak untuk belajar.
Pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar tidak hanya
melalui pendekatan instruksional tetapi juga dengan pendekatan pribadi. Melalui
pendekatan pribadi diharapkan guru dapat mengenal dan memahami siswa secara
lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya.
Sebagai
direktur belajar guru sekaligus berperang sebagai pembimbing. Sebagai
pembimbing dalam belajar, guru diharuskan mampu untuk:
1. Mengenal dan
memahami setiap siswa baik secara individu dan kelompok
2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar
3. Memberi kesempatan yang memadai agar tiap siswa dapat belajar sesuai dengan
karakteristik pribadinya.
4. Membantu siswa dalam menghadapi masalah pribadinya
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
K. Program
Bimbingan di Sekolah
Program
bibmbingan dan konseling perlu disusun dengan baik. Program bimbingan berisi
rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan
dan konseling. Dijelaskan oleh Winkel bahwa program bimbingna merupakan suatu
rangkaian kegiatan terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu.
Program
bimbingan menyangkut dua faktor yaitu 1) faktor pelaksana atau orang yang akan
memberikan bimbingan dan 2) faktor yang berkaitan dengan perlengkapan. Metode,
bentuk layanan dan sebagainya. Program bimbingan akan memberikan arah yang
jelas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif.
Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberi banyak
keuntungan seperti:
- Menghemat
waktu, usaha, biaya, menghindari kesalahan da usaha coba-coba
- Membuat siswa mendapat layanan secara seimbang dan menyeluruh
- Membuat setiap petugas mengetahui dan memahami peran masing-masing
- Memungkinkan para petugas menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk
kemajuan diri dan kepentingan siswa yang dibimbing.
Miller
mengemukakan langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagai berikut:
- Tahap
persiapan
Langkah ini dilakukan dengan mengadakan survai untuk menginventarisasi tujuan,
kemampuan dan kebutuhan sekolah serta kesiapan dalam melakukan program
bimbingan.
- Pertemuan
awal dengan para konselor
Tujuan pertemuan ini ialah untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program
bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
- Pembentukan
panitia
Panitia bertugas merumuskan tujuan program, mempersiapkan bagan organisasi dan
membuat kerangka dasar program bimbingan.
- Pembentukan
panitia penyelenggara program
Panitia bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan
sistem pencatatan dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
L. Variasi
Program Bimbingan Menurut Jenjang Pendidikan
Secara ideal
program bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara berkesinambungan
mulia dari TK sehingga jenjang pendidikan tinggi. Hal ini terkait dengan
kebutuhan dan perkembangan anak untuk setiap jenjang pendidikan berbeda. Dalam
menentukan dan menyusun program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, perlu
memperhatikan rambu-rambu berikut:
- Menyusun
tujuan jenjang pendidikan tertentu.
- Menyusun tugas perkembangan dan kebutuhan siswa pada tahap usia tertentu
- Menyusun pola dasar sebagai pedoman dalam memberikan layanan
- Menentukan komponen bimbingan yang diprioritaskan
- Menentukan bentuk bimbingan yang diutamakan
- Menentukan tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan misalnya konselor, guru
dan tenaga ahli lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan
konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu individu agar
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya
dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Di
sekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung menunjang tujuan
pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan secara khusus pada
siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh.
Tujuan
bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Megatasi kebiasaan yang tidak baik dalam
belajar dan hubungan sosial. Mengatasi kebiasaan yang tidak baik dalam belajar
dan hubungan sosial, mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani, masalah
kelanjutan studi, kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan
pekernaan.