Karya Tulis


BAB I


A.     Latar Belakang Masalah
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih dan cepat dapat menghasilkan produk-produk yang beranekaragam yang digunakan untuk kebutuhan manusia.Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian.
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang digunakan manusia untuk melindungi tubuhnya dari benda-benda asing yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman,seperti sengatan sinar matahari, debu, dan lainnya. Pakaian digunakan untuk memperindah diri dan menutup aurat. Pakaian merupakan identitas bagi pemakainya.
Pada zaman sekarang bahan pakaian sangatlah bervariasi seperti sutra, wool, katun, nylon dan lain sebagainya. Selain itu modelnya juga sangat banyak dan indah. Berbeda dengan zaman dahulu, bahan pakaian sangatlah sederhana, biasa terbuat dari kulit binatang dan bulu binatang. Selain itu modelnya juga sangat sederhana. Pakaian tersebut hanya menutupi sebagian tubuh saja.
Alasan penulis memilih judul “Produksi dan Pemasaran Pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus” adalah untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca terhadap pembuatan pakaian, untuk memaparkan kegiatan yang ada di dalam pembuatan pakaian Al-jailani Collection. Dalam karya tulis ini penulis akan mengkaji lebih lanjut mengenai “Produksi dan Pemasaran Pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus”.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan membatasi pembahasan dengan merumuskan masalah sebagai berikut , antara lain :
1.     Bagaimana produksi pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus ?
2.     Bagaimana pemasaran pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus ?

C.     Tujuan Penelitian
Karya tulis yang berjudul “Produksi dan Pemasaran Pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus” disusun dengan tujuan :
1.   Untuk mengetahui produksi pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus.
2.   Untuk mengetahui pemasaran pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus.

D.     Manfaat Penelitian
1.   Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai produksi pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus.
2.   Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai strategi pemasaran yang baik.
3.   Melatih keberanian penulis ketika mengajukan pertanyaan dalam wawancara.

E.     Metode Penelitian
Dalam metode pengumpalan data, penulis menggunakan macam-macam metode yaitu :
1.   Metode Interview
a.   Pengertian Metode Interview
Metode Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab lisan secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara menyajikan daftar pertanyaan, akan tetapi cara bagaimana pewawancara menyajikan diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara.
b.   Kelebihan dan kekurangan Metode Interview
Kelebihan dari Metode Interview adalah sebagai berikut :
·         Flexibility. Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang di hadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
·         Nonverbal Behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
·         Question Order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
·         Respondent alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.
·         Greate Complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
·         Completensess. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :
·         Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
·         Interview biasa.Walauoun dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bias terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status social, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
·         Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
·         Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi –kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
·         Sangat tergantung pada ketersediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
·         Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif lebih mahal.

2.   Metode Observasi
a.   Pengertian Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
b.   Kebaikan dan Kekurangan Observasi
Kebaikan dari observasi adalah sebagai berikut :
·         Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
·         Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
·         Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
·         Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tertentu.
·         Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut :
·         Umumnya orang yang di amati merasa terganggu atau tidak nyaman sehingga akan melakukan pekerjaan dengan tidak semestinya.
·         Pekerjaan yang sedang di amati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.
·         Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
·         Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
c. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam teknik observasi
·         Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi : apa yang akan di observasi, dimana letak lokasi observasi, kapan observasi akan dilakukan, siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut, siapa yang akan di observasi, bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
·         Mintalah izin terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang terlibat.
·         Bertindaklah dengan rendah hati (low profile).
·         Lengkapilah dengan catatan selama observasi.
·         Kaji ulang hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat.



3.   Metode Literatur
Metode Literatur adalah metode yang dilakukan dengan mencari bahan literatur serta sumber data menggunakan study pustaka.

F.     SISTEMATIKA PENELITIAN
Karya tulis yang berjudul “Produksi dan Pemasaran Pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus” memiliki sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN terdiri dari : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA terdiri dari : pengertian produksi, pengertian pemasaran, pengertian pakaian, sejarah berdirinya Al-jailani collection.
BAB III HASIL PENELITIAN terdiri dari : produksi pakaian Al-jailani collection, pemasaran pakaian Al-jailani collection.
BAB IV PENUTUP terdiri dari : simpulan dan saran.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Pengertian Judul
1.    Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk meciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa.
Kegiatan-kegiatan produksi adalah sebagai berikut :
a.   Perencanaan dalam produksi
Barang atau jasa yang akan di produksi harus direncanakan agar disukai oleh konsumen.
b.   Organisasi produksi dan Personalia produksi
Pengorganisasian merupakan proses menciptakan hubungan-hubungan antar komponen-komponen organisasi dengan tujuan agar kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.
c.   Pengarahan dan koordinasi
Kegiatan produksi yang efektif belumlah menjamin bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perlu pengarahan dan koordinasi agar produksi sesuai dengan sasaran .
d.   Pengawasan terhadap produksi
Perencanaan merupakan standar pengawasan. Dengan pengawasan dapat dilihat apakah kegiatan-kegiatan produksi sesuai dengan apa yang direncanakan. Fungsi pengawasan dalam kegiatan produksi meliputi hal-hal berikut ini :
·         Supervisi kegiatan untuk menjamin pelaksanaan produksi berjalan dengan baik.
·         Membandingkan antara hasil kerja dengan yang di inginkan.
·         Koreksi, yaitu berusaha menghilangkan penyimpangan atau kesulitan-kesulitan, baik dalam pekerjaan maupun dalam merubah rencana apabila rencana sulit dilaksanakan.

2.    Pengertian Pemasaran
a.   Menurut Kotler, Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b.   Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh system yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga memproklamasikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial.
c.   Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen , atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan atau jasa dari produsen ke konsumen.
Empat kebijakan pemasaran yang sering disebut konsep empat P atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

3.    Pengertian Pakaian
Pakaian adalah sehelai kain yang panjang dan dibelit-belitkan ke badan, sehingga menjadi pakaian bungkus. Pada masa kini masih terlihat pakaian semacam itu seperti pakaian sari dari India dan kain panjang dari Indonesia.


Adapun manfaat pakaian itu sendiri diantaranya :
a.       Dapat member kenyamanan bagi penggunanya.
b.      Dapat memunculkan kreasi kepada desainnernya.
c.       Menjadi terlihat pantas dan layak dipandang.
d.      Pakaian memberi model dan kesempatan sehari-hari bagi para pemakainya.

B.     Sejarah berdirinya pakaian Al-jailani Collection
Pemilik perusahaan “Pakaian Al-jailani Collection di Desa Kedungdowo Kabupaten Kudus “ adalah bapak Huda dan ibu Nailis. Beliau bertempat tinggal di Desa Kedungdowo Kabupaten  Kudus. Pada awalnya pemilik perusahaan bekerja di Konveksi kakaknya sendiri.
Kemudian beliau berinisiatif untuk mendirikan usaha kecil – kecilan dirumah sendiri dari pengalaman bekerja di Konveksi kakaknya. Dengan modal yang di peroleh dari tabungannya pribadi, yang senilai kurang lebih RP. 5.000.000 , dengan 5 unit mesin jahit. beliau mendirikan Perusahaan Pakaian di rumahnya sendiri dengan diberi nama Al-jailani Collection. Alasan bapak Huda memberi nama Al-jailani Collection dikarenakan nama itu berasal dari nama anaknya bapak huda sendiri.Pada tahun 2006 telah resmi di dirikan perusahaan Pakaian Al-jailani Collection dengan memiliki 5 unit mesin jahit. Awalnya bapak Huda hanya memiliki 8 Tenaga kerja.2 sebagai pekerja harian, 5 sebagai karyawan borongan,dan 1 sebagai pendesainer dan pemotong kain. Perusahaan Al-jailani Collection  menjual pakaian di daerah sekitar Kudus misalkan saja pada daerah Solo, Demak, Jepara, dan juga menjual di pasar-pasar kliwon. Setiap hari bapak huda menjual pakaiannya sebanyak 100 biji.
Kemudian usaha tersebut berkembang pesat yang dulunya per bulan menerima laba sebesar kurang lebih Rp.5.000.000. Sekarang beliau merima laba Rp.10.000.000 per bulan. Saat ini beliau ingin memperbesar produksi pakaian yang dimilikinya dengan rencana ingin membuka cabang di daerah sekitar tempat tinggal beliau.
BAB III
PEMBAHASAN

A.  Produksi pakaian
a)     Proses Pembuatan
Pembuatan pakaian dilakukan oleh para tenaga kerja untuk menjadikan pakaian bagus dan dapat dijual dengan harga jual yang mahal.Dalam pembuatan pakaian harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Menentukan model pakaian
Model pakaian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan karena selera pasar dan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah sehingga pemilik harus mengetahui model-model pakaian yang sedang digemari oleh konsumen dan sedang trend di pasaran.
2.    Membuat pola dasar
Para tenaga kerja yang sudah memiliki keahlian dan memotong bahan untuk pembuatan pakaian.Namun disini para tenaga kerja bagian pemotong pakaian yang bekerja di bapak Huda sudah memiliki keahlian memotong bahan tanpa menggunakan pola dasar. Dengan kelihaiannya, tenaga kerja tersebut memotong bahan pakaian hanya menggunakan peerkiraan saja.
3.    Pemilihan bahan
Bahan tekstil yang digunakan dalam pembuatan pakaian, biasanya bercorak sesuai dengan keinginan para konsumen, baik dari segi warna, motif, bentuk model dan harganya.
4.    Pemotongan bahan
Pemotongan bahan yakni dengan cara pakaian dibentangkan secara berlapis-lapis, lalu dipotong sesuai pola dengan menggunakan mesin potong.


5.    Menjahit dan mengobras
Menjahit adalah menyatukan bahan pakaian tersebut untuk dijadikan pakaian.Mongobras yakni menyatukan bahan pakaian yang sesuai dengan pola untuk diratakan bagian tepinya.
Biasanya bahan pakaian pertama kali yang dijahit yaitu lengan, lalu menyatukan pola badan bagian depan dan belakang,memasang resleting, memasang kerah kemudian menyatukan pakaian dengan potongan lengan yang sudah dijahit paling awal tadi. Kemudian bagian bawah dikleim, ditambah manik-manik agar pakaian terlihat lebih cantik.
6.    Penyetrikaan dan pengepakan
Pakaian yang sudah jadi disetrika agar pakaian tersebut tidak terlihat kusut dan terlihat rapi. Selanjutnya pakaian jadi tersebut diberi label lalu dimasukkan ke dalam plastik (dibungkus) dan siap dipasarkan.
Pengusaha pakaian perlu melakukan sistem kontrol untuk memantau produksi berjalan dengan baik, menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan selera pembeli. Sistem control dimulai dengan penerimaan bahan baku, produksi, kemasan penyimpanan hingga pemasaran.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam produksi pakaian:
1.    Pita Ukur
Alat untuk mengukur ukuran badan, biasanya dalam satuan sentimeter.Terbuat dari karet sintetis tipis berukuran 150 cm.
2.    Gunting
Ada dua jenis gunting yang biasa dipakai, yaitu gunting bahan dan gunting kertas. Untuk menjaga ketajaman, gunakan gunting sesuai dengan fungsinya. Jangan gunakan gunting kertas untuk menggunting bahan atau sebaliknya. Untuk menggunting bahan yang tebal , sebaiknya gunakan gunting dengan tangkai besi.


3.    Pemotong Benang
Bentuknya menyerupai gunting, terbuat dari baja ringan hingga mudah digunakan untuk memotong benang.
4.    Pendedel
Disebut juga alat pembuka jahitan karena fungsinya untuk membuka jahitan. Terkadang digunakan untuk memotong lubang kancing yang dibuat dengan mesin.
5.    Penggaris Siku
Digunakan untuk menggambar garis-garis yang lurus dan tegak lurus. Ada dua ukuran, yaitu besar dan kecil. Penggaris siku besar untuk menggambar pada pola besar, sedangkan penggaris siku kecil untuk menggambar pola kecil pada buku kostum.
6.    Penggaris Lengkung
Digunakan untuk menggambar garis yang melengkung, seperti pada bagian leher, lengan, dan pinggul.
7.    Penggaris Panjang
Bentuknya panjang sepanjang satu meter. Digunakan untuk menghubungkan garis panjang, seperti dari pinggul ke mata kaki.
8.    Kapur jahit
Alat bantu untuk memberikan tanda pola pada kain.Berbentuk lempengan dengan beberapa macam warna. Bekas kapur jahit akan hilang pada saat kain dicuci.
9.    Spul dan Skoci
Spul adalah alat untuk menggulung benang yang akan digunakan untuk menjahit pada mesin jahit. Wadah dari spul disebut skoci.
10.  Jarum pentul
Sesuai dengan namanya, jarum ini mempunyai pentul pada pangkalnya. Berfungsi untuk membantu menggabungkan bahan sebelum dijahit agar kedudukannya tidak goyah.


11.  Jarum mesin
Digunakan pada saat menjahit kain dengan mesin jahit. Berbeda dengan jarum tangan , lubang jarum mesin berada di ujung yang runcing. Ukurannya bervariasi, tetapi yang sering digunakan adalah nomor 13 dan 14.
12.  Setrika
Digunakan untuk merapikan bahn agar licin atau tidak kusut. Bisa juga digunakan untuk menandai garis tertentu sebelum menjahit seperti garis pada kupnat.
13.  Alas setrika
Terdiri dari berbagai macam ukuran yang berfungsi untuk mengalasi bahan yang akan disetrika . Ada beberapa bentuk ukuran, yaitu kecil untuk bahu, panjang untuk lengan , dan besar untuk bagian badan.
14.  Gunting bergerigi
Fungsinya sama dengan gunting lain, yaitu untuk menggunting. Namun, guntingan yang dihasilkan adalah zig-zag atau bergerigi. Biasanya , digunakan pada kain atau bahan yang penyelesainnya tanpa di obras.
Bahan yang akan digunakan dalam produksi pakaian:
1.    Kain
Bahan dasar untuk membuat baju ini jenisnya bermacam-macam, seperti satin, katun, brokat, jeans, dan lain-lain.
2.    Resluiting
Ada tiga jenis resluiting yang biasa digunakan. Resluiting rantai digunakan untuk bahan keras (seperti jeans), resluiting koil yang lebih ringan (digunakan untuk rok), dan resluiting tertutup atau resluiting jepang.


3.    Perekat atau veltcrow
Terdiri dari dua bagian lembaran , yaitu lembaran bergerigi kasar dan bergerigi halus. Biasanya dipasang dibagian kantong atau pinggang.
4.    Kancing
Ada beberapa jenis kancing, seperti kancing kemeja, jepret, kain, dan bungkus. Ukurannya juga bermacam-macam, dari yang kecil hingga besar. Dalam penggunaannya, disesuaikan dengan ukuran lubang kancing.
5.    Benang katun
Benang katun digunakan untuk menjahit kain, baik dengan tangan maupun mesin jahit. Ukuran benang ini bervariasi, dari kecil sampai besar.
6.    Kain keras
Berfungsi untuk melapisi bahan agar mempunyai bentuk yang kaku, seperti kerah atau ban pinggang.
      
b).  Modal
Pemilik perusahaan pada awalnya mendapatkan modal dari tabungannya sendiri sebesar Rp 5.000.000. Pemilik perusahaan memulai usahanya pada tahun 2006, tepatnya bulan Januari dengan nama Al-jailani Collection.
Berikut ini adalah rincian modal awal untuk membeli alat dan bahan untuk membuat pakaian :
1. Bahan untuk membuat pakaian yaitu kain, resluiting, perekat, kancing, benang katun, dan kain keras.
2.    Alat untuk membuat pakaian yaitu pita ukur, gunting, pemotong benang, pendedel, penggaris siku, penggaris lengkung, penggaris panjang, kapur jahit, spul dan skoci, jarum pentul, jarum mesin, setrika, alas setrika, dan gunting bergerigi.


c).   Tenaga Kerja
Saat ini perusahaan Al-jailani Collection memiliki 8 karyawan yaitu:
·         Dua orang bertugas sebagai pekerja harian.
·         Lima orang bertugas sebagai karyawan Borongan.
·         Satu orang bertugas sebagai pendesainer dan pemotong kain.

d).  Sistem Penggajian
Sistem penggajian di perusahaan pakaian Al-jailani Collection di bayar setiap seminggu sekali dengan pembagian system kerja yang di bagi menjadi 2 yaitu:
·         Sistem Kerja Borongan yaitu penggajiannya dengan cara mengalikan hasil kerja atau hasil pakaian yang jadi dengan harga per biji pakaian jadi.
·         Sistem Kerja Harian, pendesainer dan pemotong kain yaitu system penggajian dengan cara pembayarannya sudah ditentukan dari perusahaan per harinya.

B.     Pemasaran Pakaian
      Kegiatan pemasaran Pakaian merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan oleh pengusaha Pakaian dalam usahanya agar barang yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen tepat pada waktunya. Sebelum melakukan proses penjualan pengusaha pakaian mempersiapkan pakaian  yang akan dipasarkan dengan menyesuaikan daya beli masyarakat dan memilih daerah pemasaran yang ramai dan tepat agar pakaian dapat terjual cepat dan omset yang dihasilkan banyak sehingga pengusaha pakaian dapat melangsungkan usahanya.
Pakaian di jual lewat pelanggan sendiri dan di jual ke pasar-pasar yang ada di sekitar daerahnya seperti pasar kliwon. Dalam hal ini perlu adanya penganalisa yang cermat dalam mencari daerah pemasaran yang dijadikan tempat-tempat pemasaran.
v  Adapun daerah-daerah tempat pemasaran yaitu :
·         Solo
·         Jepara
·         Semarang

Kegiatan pemasaran ini dilakukan melalui saluran distribusi. Adapun saluran distribusi pakaian adalah sebagai berikut:

Perusahaan ð Pengecer ð Konsumen

v  Adapun hasil pemasaran yaitu sebagai berikut :
Setiap harinya perusahaan Al-jailani Collection memasarkan 200 biji pakaian dengan harga yang bervariasi berkisar mulai dari hargai 30.000 sampai dengan 70.000.

v  Hambatan-hambatan yang mempengaruhi dalam bidang pemasaran adalah sebagai berikut :
·         Persaingan yang sangat ketat
·         Harga bahan pokok yang tidak stabil.
·         Kerusakan-kerusakan pakaian saat membuat.












BAB IV
PENUTUP

A.     Simpulan
Dari beberapa pembahasan tersebut penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Cara memproduksi pakaian menggunakan peralatan-peralatan yang     sederhana.
2. Produksi Pakaian Al-jailani Collection cukup sulit karena dalam pembuatan    pakaian membutuhkan ketelitian , kerapian , dan kesabaran.
3.   Pemasaran Pakaian Al-jailani Collection cukup sulit karena pemasaran tidak hanya di pasar-pasar tradisional sekitar kudus saja melainkan juga di kota-kota besar seperti Solo dan sekitarnya.

B.     Saran
1.   Pemilik seharusnya menambahkan beberapa karyawan lagi , supaya bisa meningkatkan hasil produksi pakaian Al-jailani collection.
2.   Perusahaan seharusnya memproduksi pakaian dengan kualitas yang baik.
3.   Semoga pemilik bisa mengembangkan produksi Al-jailani collection menjadi lebih baik.          









DAFTAR PUSTAKA

-          Nur Astri Damayanti, Hj. Tati Murtati Chusen, Pintar Menjahit ,Puspa Swara, Depok, 2006.
-          Husein Tempamas, Tata Busana, Erlangga, Jakarta, 1999
-          Hutabarat Delina, dkk, Pelajaran Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 1996.
-          Wancik, Bina Busana Pelajaran Menjahit dan Pakaian Wanita, PT Gremedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.
-          Drs. Slamet Sukamto, dkk, Ekonomi Yudistira, Kurikulum, Jakarta, 2004.

Categories: Share

Leave a Reply