Positive Thinking, Positive Feeling, Positive Acting !

Positive Thinking, Positive Feeling, Positive Acting !


“perbaikilah prasangkamu kepada sesama Muslim, supaya hatimu jernih dan perangaimu bersih & suci”
Nyatanya, prasangka baik itu menenangkan. Ia mengajak kita untuk senantiasa tersenyum, menerima segalanya dengan kelapangan hati yang menentramkan.
Penelitian menyatakan bahwa 70% penyakit berasal dari fikiran sedangkan 30%nya berasal dari virus, bakteri dsbnya. ya salah satunya dari fikiran-fikiran negatif itu. Coba evalusi diri, saat masalah (oh bukan! maksud saya tantangan hidup. saya lebih suka menyebutnya begitu) ya, saat tantangan hidup berada di depan mata kita, lalu yang ada difikiran kita hanya fikiran-fikiran negatif, apa yang terjadi? bukan tantangan hidup itu terselesaikan dengan baik, justru menambah beban dan terus memberatkan pundak kita. Begitu bukan?
Contohnya saja, seorang mahasiswa yang mendapati tantangan hidupnya sulit untuk membayar kos-kosan karna terbatasnya keuangan. Bukan mencari jalan keluar, justru ia sibuk memenuhi fikirannya dengan selftalk negatif “aduh, gimana ini, bisa diusir saya” .. “ya Tuhan, kenapa hidup ini begitu sulit” .. “saya sudah tidak dapat melanjutkan kuliah lagi” dan sebagainya.
Adakah tantangan hidup yang tidak dapat terselesaikan?
Allah berfirman, “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa” .. “Allah tidak akan membebani suatu kaum melainkan dengan kesanggupannya” Albaqorah : 286.
Pun sama halnya dengan membina hubungan sosial. Baik itu dalam lingkup lingkungan rumah, tempat kerja atau yang paling dekat dengan keseharian, adalah hubungan persaudaraan sesama Muslim di lingkungan/organisasi kampus yang sama.
Dalam dunia sosial, tidak mungkin tidak terjalin interaksi. Dalam interaksi, tidak mungkin tidak terjadi dinamika. Nah, disinilah fikiran berperan sangat besar. Sering kali apa yang kita harapkan jauh diluar realita dihadapan. Kita menginginkan teman kita berbuat seperti ini, justru ia melakukan seperti itu, dan sebagainya. Begitulah Allah menetapkan. Antara Muslim satu dengan Muslim lainnya jelas berbeda, tidak sama. Hingga hubungan kita terkadang terasa begitu bergejolak.
“Tingkatan terendah dalam ukhuwah adalah membersihkan fikiran kita dari hal2 buruk tentang saudara kita, menghilangkan prasangka buruk, dengki, dan mengedepankan kelapangan hati. Sedang tingkatan tertingginya adalah itsar, yakni mendahulukan kepentingan saudara diatas kepentingan pribadi” Kalimat ini adalah pesan dari Imam Syahid Hasan Al Banna.
Benar memang, jelas kita membutuhkan kelapangan hati dan prasangka baik dalam persaudaraan sesama Muslim. Tanpa itu, bubar jalan lah persaudaraan kita. Yakinkan dalam hati bahwa selalu ada alasan dalam tiap tindakan. Cari tau alasan itu, mengerti, pahami, dan hiasi fikiran dan hati dengan prasangka baik.
Dan jangan pernah lupakan, bahwa prasangka baik itu adalah untuk dirimu. Karna ia menghadirkan ketenangan dalam jiwa. Jiwa yang tenang, jiwa yang dekat dengan Rabbnya. Jiwa yang siap menerima hidayah dan cahaya dari Nya. Bahkan prasangka baik tak memiliki efek samping apapun yang menyebabkan dirimu menderita. Yang ada hanya kebaikan, insya Allah.
Maka, perbaikilah prasangkamu…, berfikir positif atas segala hal yang kau hadapi. Dengan fikiran positif kan membawamu pada ketenangan hati dan kebermanfaat dalam bertindak sehingga yang tercipta hanya kebaikan. Semangat berbaik sangka !

Categories: Share

Leave a Reply